Melihat Keajaiban Penciptaan-NYA Melalui Kelahiran Anak Pertamaku

(oleh : Poloria Sitorus)


"Hidup adalah sebuah keajaiban. Oleh sebab itu sangat pantas kita menghargai dan mencintai segala yang hidup dan proses kehidupan itu sendiri." (Poloria Sitorus)

Saya telah banyak membaca teori tentang hal-hal yang terkait dengan penghargaan terhadap hidup. Itu membuat pemikiran saya lebih matang dan lebih mendewasakan diri. Dengan banyak belajar tentang bagaimana menghargai hidup, baik dari pengalaman pribadi atau dari banyak membaca buku, tentu membuat kita lebih optimis dalam memperjuangkan sebuah kehidupan yang lebih baik.

Namun saya telah melihat secara nyata, lebih daripada teori-teori yang saya baca selama kuliah dulu. Saya telah melihat sebuah keajaiban penciptaan-NYA melalui kelahiran anak pertama kami, tepatnya pada 02 Januari 2017 lalu. Saya telah merasakan senyata-nyatanya bagaimana hebatnya perjuangan seorang ibu saat melahirkan seorang anak manusia untuk mendapatkan hak hidup di dunia ini. 




Meski sesungguhnya, sebagai seorang ibu, tentu kita hanya sebagai perantaraan saja. Kita harus menyadari bahwa "Jabang Bayi" yang ada dalam rahim kita adalah "titipan suci Sang Ilahi"--yang harus kita jaga, kita rawat dan pelihara dengan sebaik-baiknya.

Kesadaran seperti ini tentu akan menuntun kita untuk selalu mensyukuri kehadiran Si Kecil, bahkan sejak ia masih dalam bentuk embrio di dalam rahim kita. Karena tidak sedikit perempuan (pasangan menikah) yang bahkan hingga bertahun-tahun tidak dikarunia anak sama sekali. Meski segala daya upaya telah mereka lalukan, sampai menanyai "orang pintar" atau paranormal sekalipun. 

Namun tetap saja, bahwa hanya Sang Khalik Langit dan Bumi yang punya kuasa untuk memberi atau tidak memberi anak kepada sebuah pasangan keluarga. Hanya Ilahi yang punya kuasa untuk memberi keajaiban hidup itu. 

Syukurlah, saya bersama suami sebagai pasangan muda yang baru menikah pada awal April 2016 lalu, langsung diberi kesempatan untuk merasakan nikmatnya keajaiban hidup itu. Berselang sebulan setelah pernikahan, saya mulai sering merasa mual dan pusing-pusing. Awalnya saya agak bingung karena tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Namun suami saya sigap langsung membeli alat test kehamilan ke apotek terdekat. Dan saat dia test urine saya, ternyata hasilnya (+). Saya hamil. 

Saat mengetahui telah ada jabang bayi dalam rahim saya, tentu kami sangat bahagia. Itu artinya sebentar lagi kami akan menjadi sepasang orangtua. Tak lama lagi akan hadir Si Kecil melengkapi kebahagiaan keluarga kecil kami. Tak lama lagi kami akan dipanggil; "Papa", "Mama."
Membayangkannya saja kami sudah sangat bahagia.

Maka sejak hari pertama mengetahui saya telah (+) hamil, saya dan suami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik pada 1000 hari pertama kehidupan anak pertama kami. Suami saya juga sangat antusias. Kami mulai search/googling produk-produk susu terbaik untuk ibu hamil (Bumil) yang dapat mendukung tumbuh kembang Si Kecil sejak dalam kandungan.

Saya mulai mempelajari jenis makanan apa saja dan bagaimana nilai gizi yang terkandung di dalamnya dan apa manfaatnya buat janin dan Bumil. Sebab asupan makanan dan nutrisi tepat bagi Bumil adalah salah satu hal penting untuk membantu tumbuh kembang janin. Tujuannya tentu agar saat anak lahir, ia dapat tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.

Sejak masa kehamilan, saya mulai mengonsumsi makanan sehat dan alami yang lebih bervariasi. Seperti memperbanyak konsumsi sayuran segar dan buah juga ikan-ikanan yang segar. Saya juga berkomitmen pada diri sendiri untuk tidak lagi mengonsumsi makanan/minuman instant/jangfood yang banyak mengandung pengawet, pewarna, penyedap rasa dan zat-zat lain yang tidak baik bagi janin.

Saya mulai mengatur pola makan sehat dan berimbang (jenis makanan, porsi serta jadwal makan yang tepat). Saya juga pro-aktif mempelajari zat-zat apa saja yang terdapat dalam sebuah bahan makanan. Misalnya protein, karbohidrat, asam folat, energi, zat besi, kalsium, dll, serta apa saja fungsi/manfaatnya untuk Bumil dan janin.

Dengan pengetahuan demikian, saya lebih mudah memahami bagaimana mengatur pola hidup sehat untuk #1000HariPertamaAnanda. Saya merasa penting untuk mengetahui fungsi setiap zat/nutrisi dalam sebuah makanan untuk janin dan Bumil.

Misalnya, protein berfungsi untuk pembentukan jaringan dan sel darah pada janin. Dalam kacang merah dan brokoli, kaya serat, vitamin B6, asam folat dan zat besi yang berfungsi untuk tumbuh kembang janin dan cegah anemia pada janin juga baik untuk menjaga kesehatan Bumil.

Sedangkan produk-produk susu, yoghurt dan sejenisnya, kaya akan kalsium, vitamin D yang berfungsi untuk pembentukan tulang dan gigi janin serta dapat mencegah resiko osteoporosis pada Bumil.


Dan masih banyak lagi jenis makanan serta nilai gizi/nutrisi dalam sebuah jenis makanan yang harus difahami betul apa manfaatnya untuk perkembangan janin dan Bumil.

Bumil juga harus tahu jenis makanan apa saja yang tidak baik untuk janin. Misalnya menghindari makanan-makanan pedas dan berbau tajam karena dapat menyebabkan mual, muntah sehingga terjadi dehidrasi dan kontraksi pada janin.

Jadi intinya, pengetahuan tentang nilai gizi dan bahan makanan yang tepat untuk dikonsumsi selama hamil sangatlah penting, khususnya bagi para Bumil yang belum berpengalaman seperti saya.

Dengan pola makan yang sehat, tepat dan terarur, alhasil si janin akan bertumbuh kembang dengan baik. Lahir sehat sempurna dalam keadaan baik. Tentu itu harapan semua orangtua.

Sama halnya seperti anak pertama kami yang ketika itu lahir normal dengan BB 4000 gram (4 Kg). Semua dokter kandungan yang menangani persalinan saya berdecak kagum.
"Hebat sekali, bisa melahirkan normal BabyBoy dengan BB 4000 gram. Perjuangan luar biasa." Pujian itu saya dengar dari para dokter, keluarga dan teman-teman kami.

Tentu saja, saya melahirkan dengan tidak mudah. Butuh perjuangan selama dua hari hingga saya berhasil melahirkan dengan selamat. Saat itulah saya bisa melihat dan merasakan secara nyata sebuah keajaiban pencitaan-NYA sebagaimana saya ungkapkan di awal tulisan ini.




Setelah anak pertama kami lahir, saya juga komitment untuk memberikan yang terbaik di awal fase kehidupannya. Beruntung produksi ASI saya terbilang lancar dan cukup untuk memberi Si Kecil ASI ekslusif sebagaimana mestinya. Suami dan mertua saya juga sangat mendukung dengan begitu antusias merawat saya selama masa pemulihan pasca melahirkan.

Mertua saya terbilang pandai menyajikan masakan-masakan khas lokal/tradisional dari Sumatera (daerah asal kami) untuk memulihkan kesehatan saya. Beliau ahli meracik *Nanidugu dari tanaman  Bangunbangun (sejenis tanaman lokal yang mirip daun mint), yang telah dibudayakan sejak zaman dahulu kala dan manfaatnya sangat baik untuk memompa produksi ASI bagi ibu yang baru melahirkan. Selama dalam perawatan pasca melahirkan, mertua saya banyak memperkenalkan masakan dan makanan khas lokal yang alami untuk mendukung pemulihan saya. Tentunya juga untuk kesehatan ASI sebagai sumber utama makanan/minuman bagi Si Kecil.

Setelah Si Kecil memasuki usia 6 bulan, saya mulai memberinya MP-ASI. Saya memasak dan meraciknya sendiri dari bahan-bahan alami dan segar. Seperti mengolah sendiri Beras Merah Organik menjadi tepung untuk bahan dasar MP-ASI nya. Lalu saya tambahkan beberapa jenis sayuran segar atau buah secara bergantian agar Si Kecil mendapatkan nutrisi yang lebih lengkap.

Sejak usia 18 bulan, selain MP-ASI, Si Kecil juga saya beri tambahan sufor. Tentu saja, saya memilih sufor terbaik untuknya yang bisa mendukung tumbuh-kembang pisik, psikis, motorik dan kecerdasan otaknya.




Hingga saat ini, di kehamilan anak ke-2 saya tetap berusaha menerapkan pola hidup sehat untuk memberikan #1000HariTerbaik untuk Si Kecil sebagaimana saya terapkan dulu pada kakaknya (anak pertama kami).

Dengan demikian, tulisan ini saya akhiri sampai disini. Semoga dapat memberi inspirasi bagi para orangtua lainnya. Dan semoga bermanfaat bagi banyak orang.

Akhir kata, saya ucapkan salam hangat dan terimakasih untuk pembaca semua khususnya kepada para Panitia Lomba Menulis Artikel #1000HariPertamaAnanda dari Kemenkominfo, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (@djikp), Good News From Indonesia (GNFI) yang telah memberi kesempatan untuk berbagi kisah inspirasi tentang #1000HariTerbaik #1000HariPertamaAnanda #KawanGNFI

Salam dan Terimakasih 🤗

Penulis adalah ibu rumahtangga sejati, mantan jurnalis yang ingin terus menulis.

Poloria Sitorus
Samarinda, KALTIM
02 November 2018




Komentar

Postingan Populer